WEB BLOG
this site the web

Prosa yang Menggeser Eksistensi Puisi




Biasanya Para remaja sangat rentan dalam mengambil imajinatif cultural melalui kominikasi yang dinamakan bahasa puisi, hanya menajadi retorika picisan pencari sensasi, atau penyair pemula yang terbuang dari realitas hidupnya karena dinia kepenyairan belum menjanjikan dalam skala materi..
Kenyataan di media masa tiap minggunya banyak prosa yang berkeliaran meminuhi pembacanya yang fanatic. Dan jumlah pusi pun terbatas untuk dipiblikasikan hanya media remaja yang kadang kala menerbitkan puisi-puis cinta yang cengeng dan ringan tanpa diksi-diksi yang bagus dan bermakna.
Bahsa tak memiliki keberanian untuk menjadi puisi, karena potensi-potensi itu telah dilucuti dari dirinya oleh prosa yang memenuhi media dan ruang public.Prosa memang sudah naik daun dan memancing banyak peminat untuk memasuki dunianya.
Semenjak kesultanan aceh masih berjaya. Prosa masih menjadi media komunikasi yang paling digemari oleh masyarakat kita. Prosa telah memabangun imperiumnya sendiri, kerajaan sendiri.
Kadang puisi tampil keatas panggung menggantikan homogen prosa itu. Namun itu tak berlangsung lama tatkala Hamzah Al Fnshur menuilis syair perahu untuk mengubah wajah bahasa melayu, karena cara berpikir dan syariat, pembakaran atas karyanya dilakukan dimana-mana di Aaceh pada masa dahulu..
Dalam waktu pendek posisinya sebagai penasehat keagamaan istana harus digusur dan karya tulisnya di fatwa bid’ah, lalu dibakar syair-syair Aceh kemudian diganti syair perang.
Begitu pula tak lama sesudah amir Hamzah menuliskan nyanyian sunyi, nasibnya harus berakhir tragis dalam sebuah huru hara sosial di Sumatra timur.
secara fisik ia tewas diujung pedang orang-orang yang membumi hanguskan kasultanan langkat. Namun pada hakekatnya ia terbunuh dalam atmosfer ketakberdayaan bahasa yang yang meliputi bangsa kita kala itu., karena merajalelanya kultus slogan dan retorika sebagai media revulusi. Karenanya bisa dikatakan, Amir Hamzah terbunuh atmosfer prosa.
Momentum puisi yang paling terindah dalam sejarah ke-Indonesian kita barangkali terjadi pada tahun 1928 ketika para pemuda yang salah satu butirnya: Satu bahasa, Bahsa Indonesia. Sebuah momen yang puitik. Namum apa mau dikata. Momen itu ternyata tak begitu panjang umurnya. Prosa kembali melahirkan dirinya lewat kenyataan-kenyataan kontemporer. Kita kini hidup disebuah waktu yang tak memberi orang waktu untuk melihat dalam hati nuraninya.
Kalau kita mendengar kata prosa dan puisi. Kita menganggap sebuah sepasang kata yang saling berlawanan.
Yang puitis umumnya berkonotasi positif, sedangkan yang “ Prosaik” sebaliknya disisi lain puisi lebih tinggi kedududukanya daripada prosa. Puisi digubah dengan kesadara itens [bukan neurotic] terhadap bahasa , sememtara prosa ditulis dengan fokus utama terhadap bahasa, sememntara prosa ditulis tanpa irama. Jika puisi menganggap unsur bunyi [juga sunyi] dan citraan serta pikiran kata secara ketat, maka sumua hal itu seakan-akan tak terjadi pada prosa. Dengan kata lain: jika bahasa berlaku sabagai” pameran pembantu” dalam proa, maka dalam puisi bahasa adalah” pameran utama. Ada kalanya munculan kiasan lain. Prosa adalah bahasa dalam bentuk cair, puisi adalah bahasa dalam bentuk padat. Puisi adalah ungkapan bahasa yang gemar bersolek, aneh, samar-samar bahkan gelap., sementara prosa merupakan ungkapan yang wajar dan terang, makin terang,wajar dan terang benderang, makin baguslah prosa itu. Puisi mengigau sendiri: prosa mesti mantap menjalankan tata bahasa [tanpa mengenai licentia prosaica]
Puisi dan prosa mungkin saja adalah”kawan” sekaligus” lawan”: dersebrangan, berdekatan, bergulatan, toh menghirup udara yang sama. Ritme atau irama, misalnya- pola ungkap yang menentukan karakter”suara” sebuah karya sastra hanya bisa hadir baik dalam puisi maupun prosa. Pentingnya diksi yang jitu serta ke-duanya prosa yang mantap.Sebagaimana puisi yan kuat, sama-sama mengolah segenap unsurnya hingga ke taraf puncak pas, tak lebih dan tak kurang. Tak sedikit sastrawan yang sesekaliatu bergerak di wilayah kelabu antara puisi dan prosa, misalmya menulis karya yang lazim disebur prosa lirik atau prose poem. Demikianlah prosa merasuki puisi, atau sebaliknya, saling meresap dan bersenyawa dan menjelmakan berbagai jenis hibrida yang membuat pemilihan maupun pemeringatan antara puisi dan prosa antara yang puitis dan yang prosaic.
Slamet mulyana[1956-112]menyatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan puisi.pertama, kesatuan prosa yang sangat pokok adalah kesatuan sintaksis, sedangkan kesatuan puisi adalah kesatuan akustik.kedaua puisi adalah kesatuan-kesatuan yang disebut baris sajak. Sedangkan dalam prosa kesatuanya disebut paragraph. Ketiga, didalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.
Jika dikumpulkan diberbagai khazanah sastara disegenap penjuru dunia, mugkin ada ratusan atau bahkan ribuan bentuk puisi yang pernah hidup sejak manusia mulai berbahasa dan bernyanyi dengan kata-kata hingga saat ini..
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendikripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,novel, ensiklopedia,, surat serta jenis media lainnya.
Prosa sebagaimana terpetik dari khazanah sastra melayu merajuk pada sesuatu yang tidak terikat. Puisi yang memang terikat sehingga banyak berlaku sebagai “lirik lagu”
Prosa meruapakan jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme{rhythm] yang dimilikinya lebih besar, serta biasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Karena pengungkapannya tak bertele-tele dan blak-blakan dengan terus terang dan mengalir begitu saja.

Galery Cewek Bugil





Pastilah di dunia internet kita pernah membuka galeri cewek bugil.Apa perasaan anda,birahi yang menggebu-gebu,jantung yang berdegup kencang,mata yang terus melotot menikmati setiap lekukan daerah intim dan daerah tubuh yang lain.Bila kita kebanyakan melihat sepeti itu lambat laun moral dan pikiran kita akan rusak dan yang muncul sebuah nafsu setan yang tidak dapat kendalikan oleh kita sendiri. Dan kebiasaan itu berlanjut-dan berlanjut sehingga bertumpuklah dosa anda.

Apalagi setiap melihat cewek cantik dan sexsi di jalan maupun dimana mereka berada, pikiran kita membayangkan reaksi tersebut sehingga kita terangsang olehnya.

Mungkin hanya sekedar ingin tahu tak masalah, tapi apapun yang dilarang agama jika itu dosa kita tidak bisa menawarnya lagi.

Mulai saat ini isi pikiran kita dengan mengingat Tuhan dan beribadahlah sesui dengan agama yang kita peluk tentunya.

Kita harus malu dan merasa bersalah jika galeri cewek bugil, seperti kita melihat ibu yang susah payah melahirkan hingga kita bisa berbuat apa saja.

Belum telat kita untuk berbenah diri, memperbaiki akhlak maupun kepribadian kita yang kurang sopan.

Pramoedya Ananta Toer



Inilah penulis yang memotivasi saya untuk tidak menyerah pada nasib.Dan dengan menulis kita dapat berkomunikasi kepada siapa saja.Saya ingin mengharumkan nama bangsa lewat tulisan.Meski saya berfrofesi sebagai Tukang Sapu Taman Rekreasi Alam Mayang Pekanbaru yang sehari-hari berkecimpung dalam dunia sampah, tapi tak menyurutkan saya untuk berkreativitas seperti penulis yang memiliki nama besar.Jauh-jauh saya pergi merantau dari Blora ke Pekanbaru untuk merubah nasib yang mungkin masih dalam keterpurukan, semoga hari kan menjelang bersama mimpi-mimpi indahku....

Resensi Buku


Cerita-cerita dari Kampung Halaman

Judul Buku: Bulan Celurit Api

Pengarang: Benny Arnas

Editor: Kurnia Effendi

Penerbit: Koekoesan

Cetakan pertama, 2010

Tebal buku: 130 halaman


Perlu ada upaya melihat,
upaya melihat dengan menjungkirbalikkan segala makna yang sudah ada,
untuk sampai pada yang tak dikenal
: hidup sejati yang berada di tempat lain.

~ Arthur Rimbaud, penyair Prancis (1854-1891)

Bila seorang cerpenis muda hendak belajar tentang dedikasi dan totalitas dalam menulis cerpen, sebaiknyalah mereka belajar pada Benny Arnas. Dalam kurun waktu dua tahun, terhitung mulai Agustus 2008 hingga Agustus 2010, tak kurang dari 100 cerpen telah dipublikasikannya di koran, majalah, dan antologi bersama. Buku ini, Bulan Celurit Api, memuat 13 cerpen yang diseleksi sendiri oleh Benny Arnas.

Benang merah yang terjalin di antara 13 cerpen di buku ini adalah nuansa lokal yang kental. Dalam 13 cerpen ini, Lubuklinggau, kampung halaman Benny di Sumatera Selatan, menjadi setting yang mendominasi semua cerpen. Bahkan gaya-ungkap dan diksi yang digunakan Benny pun sangat Melayu.

Buku ini dibuka dengan cerpen bertajuk Bulan Celurit Api. Di dalamnya dikisahkan Mak Muna yang gamang menyaksikan perubahan yang terjadi dalam sebuah hajatan seorang calon kepala desa bernama Haji Makmun. Ia pergi dengan harapan menyaksikan orkes Melayu yang syahdu, anak-anak kecil melakonkan sandiwara setempat, atau para muda-mudi membacakan pantun-pantun adat. Namun, yang ia saksikan adalah pesta yang hingar-bingar dengan lagu dangdut erotis yang menjadi salah satu suguhannya. "Ayo... lanjut! Kucing Garong!!!" kata seorang pria.

Hati Mak Muna kian hancur karena mendapat kabar kalau Iyut, tetangganya, kumpul kebo dengan Rusli, anak bungsunya. Bulan sabit -- bagai celurit -- yang tampak di malam itu kemudian memerah dengan kehadiran api yang menjilat-jilati sebuah rumah: sebuah kebakaran yang menerbitkan pilu telah terjadi.

Lewat cerpen ini -- dan beberapa cerpen lainnya -- Benny berupaya memotret pergeseran nilai-nilai budaya setempat. Modernisasi yang akhirnya masuk juga ke Lubuklinggau telah membuat masyarakat mengabaikan beberapa hal yang dulu dianggap sakral. Berbagai potret itu ia tuangkan pada cerpen-cerpen seperti Hari Matinya Ketib Isa, Perkawinan Tanpa Kelamin, Tukang Cerita, Anak Ibu, Dua Beranak Temurun, dan juga sebuah cerpen yang judulnya amat panjang: Tentang Perempuan Tua dari Kampung Bukit Batu yang Mengambil Uang Getah Para dengan Mengendarai Kereta Unta Sejauh Puluhan Kilometer ke Pasar Kecamatan.

Selain cerpen-cerpen yang berupaya memotret masyarakatnya, ada juga cerpen Kembang Tanjung Kelopak Tujuh dan Bujang Kurap yang digarap Benny dengan memperhatikan legenda dan kearifan lokal. Dua cerpen ini juga yang dibuat Benny dengan menyelipkan catatan-catatan kaki yang panjang-panjang. Barangkali pembaca awam akan terganggu dan menganggap ini tak penting; namun tampaknya Benny sedang berupaya menunjukkan dasar bagi narasi-narasi yang dikembangkannya. Catatan kaki, diperlukan atau tidak, semuanya baiklah dipulangkan kepada pembaca yang beragam tingkat keseriusannya dalam melakukan kegiatan pembacaan terhadap sebuah teks sastra. Manakala ada pembaca berminat menelusuri lebih jauh suatu kearifan lokal, catatan kaki seperti ini tentunya akan bermanfaat.

Cerpen-cerpen yang bertema cinta juga digarap dengan lirih oleh Benny -- masih dalam koridor upayanya memotret pergeseran nilai-nilai budaya lokal. Kisah-kisah cinta di buku ini cenderung tentang cinta terlarang; atau hati manusia yang terluka akibat cinta yang terpuruk.

Surat-sajak yang Mengantarmu Pulang adalah cerpen yang memadukan narasi dengan puisi. Kalimat-kalimatnya tersusun indah dan puitis. Malam Rajam adalah cerpen yang begitu matang dengan penggambaran sisi batin seorang tokoh wanita yang tertindas dan mengundang rasa iba. Seorang pembantu rumah tangga awalnya hendak dinikahi anak majikannya. Namun, pernikahan itu batal karena si lelaki memilih wanita lain setelah konflik kecil terjadi di antara mereka. Cerpen Percakapan Pengantin terkisah dengan memuat dialog dan penggambaran ekspresi kedua tokoh pengantin yang sedang amat berbahagia -- walau pesta pernikahan mereka berlangsung dengan amat sederhana.

Cerpen Dilarang Meminang Gadis Berkereta Unta memiliki muatan yang mirip dengan Malam Rajam. Para pembaca diajak untuk berempati terhadap seorang wanita yang tak lagi perawan bukan karena pernah ditiduri lelaki, namun selama bertahun-tahun ia menggenjot sepeda unta puluhan kilometer demi pergi-pulang sekolah. Pernikahannya pun terancam, karena si lelaki menjunjung tinggi keperawanan wanita yang (akan) ia nikahi.

Cerpen-cerpen Benny di buku ini menggambarkan visi penulisnya yang jelas dan fokus: Benny membangun kepengarangannya dengan mengeksplorasi estetika bahasa yang selama ini tak diperhatikan -- atau memantik minat -- cerpenis-cerpenis lainnya yang lebih cenderung menyuguhkan cerita tentang masyarakat urban yang plural; atau masyarakat dengan kehidupan sosial yang sehari-harinya tampak dalam liputan media cetak dan elektronik. Avianti Armand, seorang cerpenis, dalam endorsement-nya di sampul belakang buku, menyebut Benny sebagai seorang yang melakukan resistensi atas derasnya arus internasionalisasi.

Kerja kolaboratif juga dihelat demi menyemarakkan buku yang dikemas dengan tampilan yang elok ini. Di dalam tiap cerpen ada beberapa perupa dan fotografer yang turut dilibatkan sebagai ilustrator. Ilustrasi yang mereka buat ditempatkan di bagian awal tiap cerpen. Bahkan Kurnia Effendi, cerpenis senior yang tersohor dengan cerpen-cerpen cintanya, menjadi editor bagi buku ini. Sudah sepatutnya para pembaca dan penikmat sastra menyambut kehadiran buku ini dengan gembira. (*)

Ditulis Sidik Nugroho, penyuka cerpen

Siapa yang Menjadi Panutan Hidup Kita...?


Tentunya dalam kehidupan kita sehari-hari pastilah memiliki panutan hidup untuk lebih terarah dan memperbaiki kwalitas kepribadian kita.Semua itu identik dengan sosok para ulama, kiayi, syeach, usthad atau orang yang dianggap alim.Lama-kelamaan kita menghargai dan mengagumi tingkah dan perbuatanya sesuai Al-Quran dan Al-Hadis.

Jika ada acara pengajian akbar, pastilah yang paling di tunggu adalah seorang mubhligh yang memiliki sebuah karomah yang begitu sangat besar terhadap orang awam maupun para santri.Suasana seperti itu biasnya di miliki santri-santri yang berada di dusun yang masih taat dalam menjalankan ibadah atau ajaran agama.Dibandingkan di kota sangat jauh karena aroma keagamaan sama sekali tak terlihat karena faktor kesibukan yang membuat mereka tak memikirkan akhirat.

Tapi sekarng masyarakat cenderung meragukan dan mempertanyakan mengapa orng yang dianggap mampu mengurus pondok dan santrinya masuk kedunia politik maupun partai maupun berpoligami.

kita bisa beri Contoh kyai. H Zainudin Mz yang masuk partai, AA Gyim yang berpoligami,Syeach Pujiono yang menikahi anak dibawah umur,Gus Dur yang masuk ke dunia politik hingga menjadi Presiden.Banyak Pro dan kontra dalam masyarakat.

Siapa yang menjadi panutan kita saat ini? meski di sisi lain adah aspek yang membuat image buruk itu mulai muncul dan apakah panutan sperti ini di inpikan untuk memperbaiki sebuah harapan untuk lebih baik.

Tapi biar masyarakat yang memilih jalanya. Semoga kita segera menemukan panutan yang lebiah baik suatu hari.

Oleh : Pujiono Slamet

Epigon


Epigon, tampaknya cocok sekali menggambarkan perilaku masyarakat Indonesia yang berkecimpung di dunia kreatif pada umumnya.Epigon berasal dari bahasa latin epigonos atau epigignestai yang artinya adalah terlahir kemudian. kata ini kemudian diadaptasi dalam bentuk dunia sastra untuk mendeskripsikan seorang penulis yang meniru penulis lain terdahulu.

Terus bagaimana dengan dunia kreatif Indonesia? mungkin sudah menjadi rahasia umum bahwa Industri ini adalah Industri “latah”. Coba saja kita lihat beberapa tahun kebelakang. Apa saja yang menjadi populer, akan muncul tandingannya dengan mengusung ‘semangat’ yang sama. Contohnya yang paling mudah, ketika sinetron dengan siksa kubur sedang populer, seminggu kemudian akan kita dapati 5-10 sinetron baru dengan judul yang hampir mirip, tema serupa, ditayangkan di stasiun televisi lainnya. Bahkan yang saya ingat, ada sinetron yang dulunya udah ngejiplak film india tentang anak yang sedikit tertinggal, dengan mudahnya berubah haluan menjadi sinetron agamis ketika si anaknya sudah berhasil disembuhkan (lupa di seasson berapa wahahaha). Yang baru-baru ini ya kisah cinta yang berlatarkan agama seperti yang ditampilkan di Ayat-Ayat Cinta, terinspirasi dari novel kang Abik, menjadi populer, maka muncul banyak film atau sinetron lain yang mengekor dengan kualitas yang bisa saya bilang. Sinetron2 pengekor itu muncul dengan penambahan unsur “ kejaaaam sekali melawan baeeek sekali, siksa-siksaan, rebutan harta“.
Artikel muda-ers tadi juga menyebutkan sebuah novel Rumah Pelangi yang bisa dikatakan “terinsipirasi” dari novel laris Laskar Pelangi.

Nah bagaimana pendapat anda ?
Inspirasi sebenarnya boleh2 saja. Namun, seorang penulis terinspirasi oleh penulis lainnya, bukan berarti harus mencuri identitas yang membuat penulis terdahulu itu begitu dikenal. Latah sama sekali tidak menjadi masalah ketika di dalam usaha untuk “tidak membiarkan pesaing bermain sendirian” itu, pihak lain berhasil memunculkan inovasi dan ide baru yang membuat karyanya lebih unggul dari pesaingnya. Setelah Ford muncul, Toyota juga muncul, tapi apakah Toyota bersedia hanya mengekor dan membuat mobil yang sama dengan Ford? jawabannya dapat kita lihat sendiri bahwa Toyota berhasil menjadi sebuah perusahaan besar. Terinspirasi, tidak sama dengan menjiplak dan mengekor yang tanpa disertai memunculkan identitas diri sendiri dan melontarkan ide baru.

Menurut saya fenomena seperti ini sudah waktunya dihentikan. Sebuah pembudayaan ke masyarakat yang sama sekali tidak baik. Jangan sampai masyarakat mengambil makna bahwa menjiplak dan mencontek itu adalah hal yang lumrah. Kalau perlu sebaiknya pihak yang terjiplak mengambil langkah hukum sebagai pembelajaran ke pihak lain. Pemerintah juga harus mengambil sikap proaktif untuk menangani hal ini. Karena, di dalam sebuah proses tumbuhnya industri kreatif kita, epigon hanyalah akan membuat dunia lahirnya karya-karya baru yang inspiratif dan menghibur menjadi mandeg, layu sebelum berkembang.

sumber : kompas, 6 Maret 2009

Bingkisan Airmata



kita pernah mendengar

syair kematian

membuncah marangkai

sebuah jala kesedihan

dan dosa yang menumpuk

yang kerap menyelimuti

jiwa-jiwa kita..
..

yang kotor berlumut

Ranah Melayu, Desember 2010

Cerpen "Bunga Terakhir"



Ku tinggalkan kota tempat kelahiranku yang penuh dengan kenangan indah dan cerita masa lalu yang menyakitkan. Salvi dan Cristi dua sosok wanita yang pernah mengisi hari-hariku yang membuat aku pergi merantau ke Pekanbaru. Ku ingin tinggalkan semua kenangan bersamanya meski hatiku ragu dan berat, tapi apa boleh buat aku harus pergi juga dari kotaku ini. Kota yang penuh dengan sgala kegagaln dan kasedihanku.
Aku masih teringat saat jatuh cinta pertama kali pada seorang cewek yaitu salvi .Ia telah mengajarkan aku tentang arti kehiduan sebenarnya, tapi sayang ia telah menghianati cinta suciku. Dibelakangku salvi diam-diam selingkuh dengan sahabatku sendiri. Sahabat yang sudah dianggap saudara tega berbuat itu padaku. Dalam kesakitan hatiku akhirnya aku bertemu dengan Cristi yang telah mengobati luka hatiku. Hampir 8 tahun aku pacaran. Kami pun sepakat untuk menikah, tapi sayang pernikahan kami batal gara-gara ia dijodohkan oleh orang tuanya. Ya Tuhan betapa hancur berkeping-keping hatiku saat itu. Cinta yang ku bina selama delapan tahun berakhir seperti ini.
Sudah hampir satu bulan aku berada di Pekanbaru, bertempat tinggal dirumah pamanku .Dan aku berkerja ditaman wisata.sebagai tukang sapu. Tapi apa boleh buat mungkin aku harus jalani pekerjaan ini. Meski harus menyesuikan diri dengan lingkungan sekitarnya.Teman baru, suasana baru, dan beberapa masalah mungkin menghadang nanti. Di tempatku bekerja, perasaan pedih dan terluka mulai tumbuh lagi. Di taman wisata banyak orang membawa kekasihnya ,bermesraan, asyik bercerita di tepi kolam penuh bermacam ikan lele, gurami, patin. Terkadang mereka ingin melihat ikan melempar makanan maupun nasi saat mereka makan, .ikan pun saling berebutan Canda tawa mereka terkadang membawa kebahagian tiada tara dan pasti yang melihat peristiwa itu, rasanya iri sekali batinku. Tapi biarlah aku ga perlu iri sama kebahagiaan mereka.
Disaat aku memandangi sepasang kekasih itu. Tiba-tiba ada sebuah mobil avansa waarna silver menabrakku, akupun menghindar dan tubuhku terpental beberapa meter dari mobil itu. Kemudian seorang gadis cantik berpostur tinggi berambut panjang berkulit kuning bersih keluar dari mobil itu..
‘’Ga apa-apa bang?kata gadis itu sambil membangunkanku.
Aku pun mulai berdiri, mungkin tidak begitu parah keadaanku. Kulihat gadis itu menagis meneteskan air mata.
‘’ Kenapa kok menangis, apa lagi ada masalah?tanyaku padanya.
‘’Abang tak apaa-apa, maafkan kesalahanku tadi dan aku nabrak abang.
‘’Udalah aku ga apa-apa kok, hanya luka sedikit mungkin.
Kemudian kami saling duduk di pinggir kolam bersama,Tapi isak tangis gadis itu mulai terdengar lagi. Entah apa yang sedang terjadi padanya. Kemudian pertanyaan ku ulangi lagi.
‘’Kenapa kamu menagis?tamyaku agak ketakutan.
“Cowokku sudah selingkuh bang, dan dia juga udah manfaatin aku. Kenapa aku bodoh sekali. kemrin dia minta uang !0 juta buat operasi ayahnya.ternyata dia kabur entah kemana .Ku tanyai teman kulianya tapi mereka tidak tahu kemana perginya. Ku cari di kos-kosanya pun tidak ada. Aku tertipu mentah-mentahan bang selama ini?Apalagi dia telah merengut kesucianku. Aku tidak mau menangung aib dan akhirnya aku mengugurkanya bang?.aku sudah ga perawan lagi.
Setelah gadis itu selesai bicara, ku kelurkan sapu tanganku ku ulurkan kepadanya buat mengusap air matanya.
“Udalah jangan menangis, semua sudah terjadi yang penting sekarang harus berhati-hati sama cowok dan kamu harus ambil hikmah dari semua ini.
‘’Maaf ya ?aku harus kerja lagi, aku takut bosku marah denganku.
“Makasih ya bang, kamu udah mau dengar curhatku. Oh ya”kita belum kenalan. Namaku Erisa.
Kemudian di menjabat tanganku, akupun mulai menyebut namaku, Herman.

* * *
Hari-hari telah berlalu akhirnya aangin basah menerpa wajahku.kini tlah tiba satu tahun pertama telah menginjak bulan puasa. Alunan dan lantunan kitab suci tlah menggema dan malam penuh suka cita direngkuh bersama. Setelah sholat subuh aku ada janjian sama Erisa. Maklum ia ngajak aku untuk ke MTQ. Setelah tiba ku melihat banyak berbagai macam orang baik anak-anak, orang tua maupun kaum remaja. Tepatnya di depan gedung purna MTQ,Aku pun dan erisa duduk di sekitar tempat itu.Enak juga suasanaya.Kami pun ngorol sana-sini.
“Bang, aku pingin bunga di taman seberang jalan itu. Biar aku ambilkan aja.”tak usah ,aku ingin mengambilnya sendiri. Tapi…ris, rasanya perasaanku ga enak.ah, aku tak menghiraukanya, lalu Erisa pun segera mengambil bunga di seberang jalan itu. Aku pun tak menemaninya.Tapi kok lama Hampir lima belas menitan.
“Entah ada apa di jalan raya itu, kok rame-rame. Akupan penasaran.segera ku beranjak dari tempat dudukku. Akupun segera Tanya kepada salah satu orang yang bergerombol itu. Ada kecelakaan bang !kayaknya cewek. Aku pun segera membuka satu persau langkah ku menuju segromblan orang-oarang. Aku segera melihatnya.Ya Allah ternyata Erisa. Mataku terbelalak melihat erisa berlumuran darah keningnya, darahnya menetes di sekujur tubuhnya denngan memnggengam bunga, bunga itu pun berlumuran darah.segera ku meraba nadinya, ternyata dia telah meninggal dunia.
‘’Selamat tingal kota bertuah, aku tak bisa disni terus. Kenangan bersama Erisa selalu menyayat dan pedih terasa. Mengapa Ke tiga kalinya cinta ku pergi meninggalkanku. Apa salahku Tuhan dan rahasia apa yang akan ku berikan untukku.


Ranah Melayu, desember 2010

Puisi "Jangan Tumpahkan Airmatamu Untukku"



Kau tak pantas mengemis

sebuah harapan yang roboh

di istana yang kubangun

dari beningnya bola matamu

aku hanya bisa

mengusap Airmatamu

agar percik bintang di langit

memancarkan indahnya hatimu

yang bergemuruh

mencintaiku

Ranah Melayu, Desember 2010

Alam Mayang park










alam mayang

tempat aku mencari rejeki

ada benci

ada kehidupan

ada cinta

ada tanggung jawab

ada kedisiplinan

ada persaingan

ada rasa keakraban

ada rasa syukur

tempat aku menacri Inspirasi

Alam Mayang Pakanbaru, Desember 2010

Puisi "Terluka di Ujung Cinta"


Aku masih merampungkan

Luka yang kubagun

Dari airmataku


Menepiskan dalam ricuh ombak laut

Biarkan pergi menjauhkan

Segalaku....


Pekanbaru, Desember 2010

Puisi "Senyummu"


senyumlah kau dalam jiwaku

agar luka hatiku tak bertambah parah

kepakkan sayap-ayap cintamu untukku

dan taburkan seikat bunga kasihmu

yang tertambat

di kawah-kawah sepiku

i
Pekanbaru, Dersember 2010

Cerpen "Arti Sebuah Kesalahan"


Barianto telah mempersiapkan segala perlengkapan untuk membuat petasan skala besar.Gelondongan untuk petasan ia pakai dari buku-buku SD yang tak terpakai. Racikan obat berupa serbuk warna silver yang di beli dari temannya ia buka untuk di masukkan kedalam gelondongan berdiameter lima belas cm yamg terdiri empat buah.

Ia telah memikirkan perbuatan itu sangat berbahaya, tapi dengan kemampuannya ia bisa mengkelabuhi bak tentara yang memiliki taktik perang yang hebat.

Dari dalam hatinya terbesit sebuah cita-cita untuk menjadi tentara, tapi semua harapannya kandas karena orang tuanya hanya mampu untuk menyekolahkanya sampai SD. Meski orang tuanya bekerja sebagai buruh tani , ia tak malas untuk membantu.Sering ia mencari rumput untuk ternak sapinya, ia tak malu dengan pekerjaan itu, meski teman-temanya seusinya melanjutkan ke-SMP.

Malampun merangkak dengan cepat,terdengar suara orang takbiran bersahutan di mushola dekat rumahnya maupun di masjid. Di tengah-tengah desa yang jauh dari penduduk ia tanam empat petasan dalam tanah, tak mungkin ia menyulutnya langsung karena orang takut mencurigainya. Ia melilitkan sumbu petasan pada obat nyamuk. Jika api obat nyamuk itu menyentuh sumbu api maka akan terjadi ledakan secara otomatis. Dengan tidak merasa bersalah ia lansung pergi bergabung bersama teman-temannya ke masjid untuk takbiran. Ia telah memperekdisikan waktu kapan petasan itu akan meladak,ia atur peledakan tepat jam dua belas malam, ketika semua orang tidur.
Tak lama kemudian suara petasan itu menggelegar keras tepat jam dua belas malam,membangunkan seluruh warga.

"Ada suara bom," kata salah satu warga.

Kebulan asap membumbung tinggi, bau obat petasan itu terlalu menyengat sehingga sebagian orang menutup hidungnya. Hamburan kertas yang yang hancur itu terseret-seret angin malam.

"ini tidak bisa dibiarkan, kita harus cari pelakunya sekarang juga.

Kemudian Barianto pun, memulai berbicara tanpa bersalah.

"Ya pak RT, kita harus mencari dengan cepat agar ledakan sperti ini tak terulang lagi.Ini sangat meresahkan masyarakat.

"Setuju...setuju...," suara warga serentak.

"O ya pak RT,bagaimana kalau kita memeriksa sekitar ledakan siapa tahu ada yang mencurigakan.

Kemudian seluruh warga bergerak.Bari pun berpura-pura ikut bergerak bersama warga lainnya.

Salah satu warga berteriak lantang.

"Pak RT kita bisa menemukan segera pelakunya dengan kertas yang saya pegang.

"Maksud kamu apa Tino,"suara pak RT tak percaya.

"Saudara-saudra semua, kita telah menemukan pelakunya.Orangnya berada disekitar kita.

Barianto pun merasa tak gentar, mana mungkin mereka menemukan pelakunya.Sedangkan waktu peledakan tak ada seorang pun mencurigakan.

"Orang itu tak lain adalah Barianto..ini ada tulisan namamu, kamu gak mungkin berkutik maupun mengelak.Ayo kita bawa ke balai desa.

Kemudian Bari pun dibawa dengan paksa menuju balai desa bak seorang teroris kelas kakap.

Di balai desa ia pertemukan dengan pak Lurah, RT ,RW. Kedua orang tua Barianto merasa tertekan dengan kajadian itu. Akhirnya masalahnya diselesaikan dengan menanda tangani pernyataan untuk tidak mengulangi lagi, jika itu di langgar akan berurusan dengan polisi.

Setelah kejadian itu para warga dan pemuda membencinya.Barianto merebahkan tubuhnya di sebuah rumah pohan yang ia buat sendiri dari kayu jati yang tak terpakai dari penggerajian mbah Mangun.Ia tata sedemikain rupa sehingga terlihat nyaman.Ia merasa menyesal dengan perbuatannya. Ia ingin menebus kesalahannya.Ia mendengar gosip yang sagat meresahkan masyarakt yang dilakukan perampok yaitu pencurian sapi dan kambing penduduk.Sebagian orang menuduh kang Parjan.

Ia berniat untuk mencari informasi tentang semua itu.Tepat jam sembilan malam ia memanjat pohon mangga sekitar rumah kang Parjan.Ia melihat tiga orang berbadan tegap berjaket hitam dan memakai topi memasuki rumah kang Parjan. Dengan perlahan ia turun dari pohon dan mengendap menuju rumah kang Parjan.Ia mengintip di papan berlubang.Ia mendengar pembicaraan empat orang itu.Besok malam mereka berencana merampok rumah pak Lurah yang merupakan juragan sapi yang palimg terkaya di desa ini.

Esok paginya Barianto menemui pemuda yang berkumpul di poskamling.

"Saya mau memberi tahu bahwa yang mencuri ternak-ternak kita adalah kang Parjan.

"Hai Bari! kamu tahu darimana.Aku tak akan percaya.

"Nanti malam mereka akan merampok ternak pak lurah,"Kata Bari memastikan.

Sepertinya pemuda-pemuda itu tak menghiraukan kata-kata bari sedukitpun dan mereka tambah syik main catur.

"Kumohon percayalah padaku, semua ini aku lakukan intuk menebus kesalahanku.

Kemudian salah satu pemuda berdiri menepuk bahu bari.

"Baiklah Bari kita percaya, tapi apa rencanamu.

"Begini rencanaku,kita kumpulkan pemuda dan penduduk untuk bersembunyi di rumah pak Lurah. Jika perampok memasuki kandang dan mengambil ternak, aku akan kasih kode.

* * *
Malam itu, Perampok mulai beraksi berada di kandang pak Lurah.Tak lama kemudian teriakan Barianto menggema.Baik penduduk dan pemuda menangkap berama-ramai peramok .Kemudian perampok dan kang parjan dibawa kekantor polisi untuk mempertanggungkan perbuatan.

* * *
Kini tibalah perpisahan itu tiba membawa sebuah kesalahan yang telah ditebus Barianto.Semau penduduk dan pemuda merasa kehilangan Seorang yang pernah menggemparkan dengan petasan.Barianto belambaikan tanganya menuju tanah rantau agar menajdi manusia yang tangguh menghadapi hidup dan meraih sebuah asa yang ia bekap bersama mentari pagi yang penuhharapan.

Jogyakarta, Desember 2010

Cerpen"Gadis Masa Lalu"



Terdengar bel berbunyi tiga kali. Murid-murid SD Setia Mulia berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing. Seketika kegiatan belajar-mengajar yang menyita waktu dan kerap menjemukan itu, terhenti sejenak untuk dilanjutkan besok pagi. Meskipun begitu mereka tidak bosan-bosannya untuk belajar dan terus belajar meraih cita-citanya setinggi langit.

Kududuk disebuah kursi bambu, di samping teras sekolah., menikmati belaian lembut angin yang kerap meraba-raba wajahku. Bola mataku tak berkedip memandangi para petani yang menyadap karet dengan segala aktivitasnya yang membuat mereka merasa wajib untuk bekerja demi memenuhi kehidupan keluarganya. Semenjak tadi sekawanan burung kutilang enggan mengkhatamkan kicauan merdunya, menandakan masih ada kehidupan yang perlu disyukuri atas karunia yang diberikan kepada makhluk-Nya.

Hampir sembilan tahun kumengabdikan hidupku dalam dunia pendidikan. Tempat yang membuat aku merasa dibutuhkan setiap waktu, tentang sebuah kebersaman yang saling mengisi dan melengkapi.

Aku merasa bangga memuliki murid seperti Tania yang sering bertanya jika kesulitan dalam mata pelajaran.

“Pak guru belum pulang ya! Biasanya pulang cepat” suara Tania mengejutkan lamunanku.

“Eh… kamu Tania, sini duduk sama bapak, pasti kamu menunggu jemputan kan!”

Tak lama kemudian sosok perempuan keluar dari mobil Toyota Vias warna putih susu, menghampiri Tania tak lain adalah ibunya. Perempuan itu tersenyum padaku. Lalu masuk kedalam mobil dan hilang di balik pintu gerbang sekolah.

Risma Mawarni, benakku menyebutnya perlahan. Kau tak berubah Risma, masih tetap cantik seperti dulu dengan senyum pipitmu yang menawan. Kini kau semakin dewasa dan wajah keibu-ibuanmu semakin matang. Kau sanggul rabutmu yang pernah kugagumi keindahannya.

Lorong yang telah lama kututup rapat-rapat, kini kubuka kembali, seperti membuka kisah yang usang di gudang lapuk dipenuhi debu sarang laba-laba.Entah mengapa sosok Risma sering berlakaran dalam setiap lembaran hidupku yang sunyi.

Buah hatimu risma ? sangat mirip denganmu. Suatu hari Tania akan mewarisi kecantikanmu.

Sewindu yang lalu ketika kau dan aku dibangku kuliah dengan program studi jurusan bahasa dan sastra Indonesia sedangkan aku di program studi pendidikan matematika dan kelak lulus nanti ingin meneruskan cita-cita ayahku sebagai guru, sebuah cita-cita yang menurutku cukup mulia dengn embel-embel pahlawan tanpa tanda jasa.

Di kampus Risma mahasiswi yang cerdas dan kreatif dalam berkarya melalui tulisannya. Karya-karyanya berupa cerpen dan puisi sering yang dimuat diseluruh media yang ada di Indonesia dan luar negeri, maklumlah dia seoarang penulis novel muda yang sedang naik daun. Terkadang terbesit rasa cemburu yang terpendam dengan prestasinya

Aku ingin mendekatinya dan mencoba untuk mengenalnya lebih jauh. Jiwaku terkadang bergejolak maklum dia bunga kampus yang cantik jelita, tinggi semampai memancarkan pesona, kulit putih dipadu rambut hitam yang tergerai indah. Banyak cowok-cowok kampus tergila-gila denganya.

Dengan perasaan berdebar-debar, kuniatkan untuk mendekatinya.

“Selamat siang, sedang apa nih! Aku mengganggu ya?” sapaku agak gugup.”

“Mmm…Lagi ngedit naskah novelku yang ke-tiga. Kamu anak kampus disini juga ya? Aku kok baru lihat.

Syukurlah dia menanggapiku sapaanku. Ini ksempatan yang harus kupergunakan dengan sebaik-baiknya.

“Kenalkan namaku Rian Pratama.lalu aku duduk disampinya dan kemudian segera menjawab pertanyaanya yang belum aku balas.

“Mungkin kamu saja yang terlau sibuk dan tak melihatku, maklumlah kamu kan penulis terkenal dan sibuk hehe…, tapi aku sering lihat kamu kok tanpa sepengetahuanmu” balasku dengan tertawa cekikikan.

Dan dengan berjalanya waktu kami akrab dan sering curhat bareng. Tentang pengalamanya keliling Indonesia dan luar Negri. Diundang untuk talk show nasional maupun acara bedah buku dan juga acara seminar tentang kepenulisan. Terkadang Risma menceritakan pengalamanya yang begitu banyak kepadaku.

Dengan pertimbangan yang cukup lama akhirnya aku melamarnya, dia membalas lamaranku. Seketika bahagia melingkari hidupku sepertinya aku tak percaya dengan semua ini.Tapi setelah S1 aku belum dapat pekerjaan dan masih mengganggur.

“Percepat sajalah pernikahan kita, Rian. Toh dengan uang simpananku Kita bisa hidup dan membina rumah tangga kita, sambil menunggu kamu dapat pekerjaan yang cocok.

“Tapi, aku harus dapat pekerjaan dulu dan aku malu jika orang-orang berkata hanya numpang kepopuleramu. Mau ditaruh mana mukaku.

“Terserah kamulah, Rian ! itulah saran yang terbaik buat hubungan kita.tak usah hiraukan orang lain.

Akhirnya dalam pencarian yang berliku- liku, aku melamar sebagai guru honor di SD Setia Mulya. Meski gaji guru honorer tak seberapa tapi aku harus mengabdikan ilmuku untuk murud-muridku.

Dan akupun mendaftatr beasiswa S2 ke luar negeri pada departemaen komunikasi dan informatika di kotaku. Hampir satu bulan aku tak pernah sms maupun telpon Risma. Akhirnya aku dapat beasiswa kuliah S2 ke luar negri. Aku harus memberi kabar bagus ini ke Risma. Lalu suara sms berdering di hpku yang berbunyi “ Rian, temui aku di taman seperti biasa, besok. Kebetulan sekali besok aku harus menemuinya karena minggu depan aku sudah berangkat dan harus pamitan sama dia. Dan setelah menyelesaikan S2 aku akan segera melamarnya.

“ Syukurlah Rian, aku senang mendengarnya, tapi sudah terlambat.

Aku merasa bingung, apa yang sedang terjadi dengannya, lalu dia mengeluarkan sebuah surat undangan di balik tasnya.

“Ini surat undangan buat kamu, Rian ? Datang ya. maafin aku, bukan aku ingin menyakiti perasaanmu. Aku harus menuruti orang tuaku dan aku tak mau di sebut anak durhaka. Aku dijodohkan dengan pilihan orang tuaku. Minggu depan aku menikah. Sekali lagi aku minta maaf Rian.

“Apa Risma,” Seperti halilintar menyambarku disiang hari mendenagar semua ini! Mengapa kamu tak bersabar sedikit buat aku Risma., sekarang zaman modern apa masih berlaku perjodohanmu seperti Siti Nurbaya.

“Udahlah Rian”sambil memegang dua belah tanganku. Ketika cinta itu harus berakhir seperti ini kita harus terima. Apapun yang terjadi aku masih mencintaimu Rian.

“Aku atur nafasku perlahan-lahan. Kuterima kenyataan ini.Tak mungkin aku melampiaskan kemarahanku pada Risma memperkeruh keadaan saja.

“ Ku tunggu kau dipernikahanku , Rian” permimtaan Risma kepadakau.
Meski begitu berat bagiku, melepaskan Risma. Ternyata dia sudah menikah. Ini salahku, mengapa dulu aku tak segera menikahinya. Apapun yang terjadi aku harus terima. Besok aku harus datang kepermikahannya sebelum aku berangkat keluar negri.

* * *
Pernikahan yang begitu meriah dan tamu yang berjubel memberi ucapan selamat. Aku pun mulai menghampiri sang pengantin bersama tamu undangan lainya.

“Selamat menempuh hidup baru, Risma..

“Hati-hati ya Rian, jaga dirimu baik-baik.

Rasa ini sudah hancur berkeping Bukan lelaki itu bersanding tetapi aku yang berhak mendampingi Risma. Lalu ku bergegas ke air port intuk segera barangkat ke luar Negrri.

Setelah menyelesaikan S2 di luar negeri akhirnya aku kembali ke tanah air.dan kembali mengajar di SD Setia Mulya. Dan aku hanya bisa mengajar dan mengajar dan akhirnya aku diangkat menjadi guru tetap.

* * *
Terdengar bel berbunyi tiga kali. Murid-mirid SD Setia Mulya berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing. Kini sosok Risma dan Tania pergi jauh dalam kehidupanku, terasa ada yang hilang dan meninggalkan tapak kepedihan yang masih tertinggal dalam benakku. Karena segala sesuatu yang terjadi semua adalah rahasia Tuhan, kita hanya tinggal menjalaninya. Kabar itu mencuat di media masa baik elekronik maupun tv. Satu bulan yang lalu pesawat Risma tumpangi meledak di tengah lautan menuju jakarta. Oh..kesunyianku bertambah pekat bersama hari-hariku tanpa seorang yang berarti dalam hidupku. Semoga mereka di terima di sisi-Nya. Selamat jalan Risma aku kan selalu mendoakanmu dalam setiap sujudku dan se kecil Tania.

TAFAKUR


Kukecup rajutan tangis
Di hamparan sajadahku
Menterjemahkan raga
Yang melecah
Dalam kawah dosa

Aku hendak memunguti
Serpihan harapan
Yang tercecer
Di Quantum cahaya-Mu

Dan menata celah-celah
Jiwa yang kusam
Berbaur perihku

Dalam diam kututup mata
Bertafakur melampiaskan
Kegalauanku kepada-Mu…

Biarlah aku memeluk-Mu
Dengan ketaqwaan
Dan jangan jauhkan
Rahmat-Mu yang memberkahi
Kehidupanku ini…!

Pekanbaru,Desember 2010

Pintu Tahajud-Mu


Masih kubaca setetes embun
Di ujung malam
Mendedah airmata
Yang berlakaran
Dalam sekotah doa

Ya Robb…
Ijinkan aku memetik
Kuntum kasih
Di pintu tahajudmu
Meresapi bulir dzikir
Yang meripih
Di antara bilah hatiku

Kuingin bersujud
Di kakimu
Mempersembahkan cinta
Untukmu
Dan menemuimu setiap waktu
Mendambakan kehangatan
Cahaya sucimu…

Gedang Dowo, Desember 2010

pernah dimuat dalam Buku Antologi bersama" Munahajat Sesayat Doa"2011

Puisi "Kucing" Sutardji Calzoum Bachri



ngiau! Kucing dalam darah dia menderas
lewat dia mengalir ngilu ngiau dia ber
gegas lewat dalam aortaku dalam rimba
darahku dia besar dia bukan harimau bu
kan singa bukan hiena bukan leopar dia
macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia merambah rimba af
rikaku dengan cakarnya dengan amuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri
daging dia tak mau daging Jesus jangan
beri roti dia tak mau roti ngiau ku
cing meronta dalam darahku meraung
merambah barah darahku dia lapar 0 a
langkah lapar ngiau berapa juta hari
dia tak makan berapa ribu waktu dia
tak kenyang berapa juta lapar lapar ku
cingku berapa abad dia mencari menca
kar menunggu tuhan mencipta kucingku
tanpa mauku dan sekarang dia meraung
mencariMu dia lapar jangan beri da
ging jangan beri nasi tuhan mencipta
nya tanpa setahuku dan kini dia minta
tuhan sejemput saja untuk tenang seha
ri untuk kenyang sewaktu untuk tenang
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies