WEB BLOG
this site the web

Rima-Rima Duka

Kuberangkat mencari kemarau
Menjemuri serpihan sepiku
Di sehelai daun pagi
Yang membisikkan cuplikan tangisku
Di antara pijar dupa
Yang tergerus desir hari

Malam menyelinap galau
Menenun sebuah mimpi
Yang sembab di musim basah

Pada rembulan berkabut
Aku bersujud di kakinya
Sekedar menyulam benang kerinduan
Pada rasi cintaku

Kuusung rima-rima duka
Di lembaran doa lautan
Di balik pelangi tanpa warna

Dan di balairung takdirku
Yang masih berdebu
Dalam kesenduanku

Pekanbaru, 17 Mei 2010

Pernah dimuat di Koran Riau Pos, Minggu 30 Mei 2010

Oleh : Pujiono Slamet

Pulang

Tuhan…

Aku Ingin pulang,

Beri jalan Lurus

Menuju Surga-Mu


Pekanbaru, 26 Mei 2010

Oleh : Pujiono Slamet

Mengabdikan Hidup Untuk Lingkungan

Matahari sudah hampir tenggelam, sinarnya yang keemasan memantul dari danau berair hijau karena lumut yang terletak di kawasan hutan lindung dan tempat wisata Alam Malang. Ahad[ 14/3]. Kawasan Alam Mayang memang mempunyai daya tarik tersendiri. Selain sebagai tempat rekreasi Alam Mayang juga sering dipakai sebagai tempat outh bond oleh mulai dari Tk, SMP,SMA,sampai jenjang perguruan tinggi.

KEBERSIHAN dan kerapian objek wisata Alam Mayang tak lepas dari tangan orang yang setiap hari bergelut dengan sampah yang dihasilkan oleh pengunjung Alam Mayang maupun oleh sampah dari dedaunan. Sebagai petugas kebersihan Pujiono Slamet [29] mengaku tak pernah meyesal memilih pekerjaan tersebut. Pria kelahiran Blora 8 Agustus 1981 tersebut gigih bergelut dengan sampah karena sudah sejak lama menyukai dan jatuh cinta dengan lingkungan dan pada dasarnya menyukai kebersihan.
”Saya memang menyukai kebersihan jadi malah merasa bersyukur menjadi seorang petugas kebersihan karena saya lebih dekat dengan lingkungan. Dulu saya pernah kerja di PT Gersik waktu masih di Blora,tetapi saya merasa kurang cocok, dan saya datang ke Pekanbaru sya langsung kerja jadi petugas kebersihan,” ungkapnya.
”Di Jawa mencari kerja sulit beda dengan di pekanbaru. Di sini pekerjaan tidak sulit didapatkan kalau orang nggak milih-milih pekerjaan apalagi cuma tamatan SMA seperti saya, yang penting halal, ” lanjut Pujiono ketika ditanya alasannnya hijrah ke Pekanbaru.
Di sela-sela kesibukannya menangani sampah di kawasan objek wisata Alam Mayang Pujiono Ternyata mempuyai hobby menulis.
” Saya meyukai dunia kepenulisan semenjak masih di Blora, tapi jarang di muat. Saya masih ingat dulu pertama kali saya mengirimkan tulisan saya di Suara Blora, tapi jarang dimuat,”ungkapnya sambil tertawa.
Tetapi hal itu tak membuat semngat menulisnya surut ia tetap menulis dan menulis selain juga rajin mengikuti berbagai acara bedah buku. Hingga resensi bukunya di muat di Medan Post. Hingga kini berbagai macam tulisannya pernah di muat di Suara Kita [ Medan ] dan berbagai majalah. Selain itu Pujiono juga aktif di forum save The Eart Riau pos. karena penuturannya lingkungan sudah bagian dari hidupnya.
Keadaan lingkungan di Riau ini sudah banyak tercemar,rusak dan sudah hilang keaslianya. Banyak pohon dan megubahnya menjadi tanaman sawit. Tetapi untuk kota pekanbaru-nya sudah terlihat bagus. Di mana-mana sudah di gemakan oleh pemerintah untuk menjaga kebersihan, contohnya memisahkan sampah organik dan non organik di tempat pembuangan sampah,” ujarnya.
Pria yag tinggal di jalan Ambon No 40 Tangkerang Timur Kecamatan Tenayan Raya itu mengatakan bahwa jam kerjanya di mulai sejak pukul 8.00 sampai pukul 17.00 dan setiap personel telah mendapatkan job de sciption di kawasan tertentu untuk di bersihkan. Jadi setiap personel memiliki tanggung jawab di kawasan kerja masing-masing. Ketika di tanya mengenai air danau yang berwarna hijau karena bercampur lumut dan sampah. Pujiono mengatakan bahwa lokasi kawasan kerjanya bukan di danau. Lag pula, tambahnya, butuh peralatan dan tehnik tertentu untuk mengangkut lumut yang mengakibatkan kawasan danau menjadi kotor. Selain itu di sana-sani terlihat kesadaran pengunjung yang masih sangat kurang dalam menjaga kebersihan kawasan Alam Mayang. Banyak pengunjung yang terdiri dari keluarga besarnya untuk menikmati suasana segar di bawah pepohonan sambil makan siang bersama, tapi ujung-ujungnya membuang sembarangan sisa-sisa atau bungkus makanannya di sembarang tempat begitu juga beberapa kawula muda yang datang bersama pasangannya atau secara berombongan sering membawa makanan ringan dan minuman dalam kemasan botol. Dan ketika semua makanan dan minuman habis mereka membuangnya di sembarang tempat terbukti dengan banyaknya botol-botol air meneral atau botol minuman berserakan di tepian danau atau di bawah pepohonan.
” Kesadaran masyarakat terhdap kebersihan memang memang masih kurang, sudah menjadi kewajiban kami untuk membersihkannya kembali, semoga suatu saat nanti anjuran pemerintah utuk selalu untuk menjaga kebersihan lingkungan diterapkan seluruh laisan masyarakat sehingga akan tercipta llingkungan yang bersihdan nyaman .,”komentar Pujiono menyikapi kelakuan pengunjung.
Selain itu Pujiono memberikan penilaiaan kepada remaja sebagai generasi muda yang masih kurang peduli terhadap lingkungan. Pujiono berharap sebagai generasi penerus remaja harus ikut aktif dalam menyikapi masalah lingkungan.
”Jangan hanya jadi penonton ujarnya.

*Di muat 21 Maret 2010 Oleh : Wartawan Riau pos Asrul Rahma Wati-GSJ [ Green Student journalists] dari Fasilkasi Univeritas Muhamadiyah Riau dan telah melalui wawancara .

Kuda Waktu

Bercak-bercak dosa
Menjalari bantaran
Hariku…
Menafsirkan ceceran duka
Yang terarak awan kelabu
Di balik kening malam

Sempat kusetubuhi cahaya-Mu
Di tapal batas lamunanku
Dan menelanjangi angin
Yang kerap menikam
Jalusiku...

Butir-butir tasbih bergelinjang
Di ruas jemariku
Merapalkan kalimah-kalimah asma-Mu
Diantara nyayian burung gagak, serupa
Tembang kematian,
Menelusup hulu
Hati

Tuhan,
Pada kuda waktu-Mu
Aku menunggang,
Berlari memeluk-Mu
Dan menambatkan
Tali pacuanku
Dalam sarang
Keabadian-Mu ?

Pekanbaru,15 Mei 2010

Oleh : Pujiono Slamet

MENCARIKU

Aku…
Adalah yang tergores
Di antara wajah-wajah
Ranum yang kotor itu
Dalam sayatan-sayatan luka
Yang terbakar
Bara
api?

Aku pun nyatanya tidak ada
Bila kau mencariku
Tapi..
Kau bisa menjumpai diriku
Di antara kepedihan
Yang tersemai
di pegunungan dosa

Dan di lembah kenyataan
Yang di penuhi
Nanah...
Darah...
Kehidupan ini…

Sungai Siak,6 Mei 2010

Oleh :Pujiono Slamet

Titik Rindu

Menjarah waktu di genangan sepi
Menyingkapi riak wajamu
Yang mengembara disetiap
Larik dan bait nazamku

Ada jemari angin
Yang meraba-raba tubuhku
Dalam kebekuan

Ada luka yang menganga
Di cawan kasih
Berbilur kebisuan
Lalu kulangsirkan deretan luka
Di usus sungai
Tanpa tahu dimana muaranya
Dan melemparkan selaksa galau
Di lambung ombak
Yang mendesir parau

Aku hendak berziarah
Dihatimu...
Mendulang ragu
Bersama angan-angan biru
Bernostalgiakan rembulan yang meredup
Dititik rinduku yang membeku...

Alam Mayang [ Pekanbaru ],27 April 2010

*Pernah dimuat di koran Riau Pos Ekspresi,2 Mei 2010

Oleh : Pujiono Slamet

INDONESIA TANAH SORGAKU

Di ujung pagi yang cerah
warna-warni bunga merekah
Indah
Mendamaikan jiwa- jiwa yang resah

Kabut dan embun bangkit dari selimut malamnya
Lalu beribu orang melangkah menuju sawah pengharapan
Menuai daun-daun ranum yang saling memadu kasih
Di antara seruan alam nan elok mempesona

Lengkingan gemericik air terjun yang menderas
Membasuhi sekujur tubuhku
Yang hendak mengubah segala kerisauan
Menjadi senyum dan tawa bahagiaku

Aku mulai melangkah di rerumputan hijau
Yang luas membentang tanpa batas
Merayu sukmaku ke peraduan
Yang mampu mengusir segala kepenatanku

Angin berderai lembut mengajakku
Ke titian mimpi beraroma rindu
Yang berkisah tentang alam dan Negeriku

Bariasan pohon-pohan raksasa yang kokoh dan tegar
Selalu menemaniku di kala sepi
Dan setia mengayomi makhluk-makhluk ciptaan-Mu

Ranting-ranting pohon cemara
Meliukan tarian kesejukan
Sekawanan burung kutilang pun
Mengalun merdu di puncak matahari
Pertanda masih ada kehidupan di Bumi ini !

Ku hampiri laut bahari yang membiru
Takjub akan kekayaan alam yang berharga
Anugerah yang maha kuasa
Bagi bangsa Indonesia yang berjaya

Oh…
Tanahku sorgaku
Tempat kami menangis
Di kala duka
Tempat kami bersendau gurau
Di kala bahagia
Dan tempat kami hidup dan mati
Sampai akhir menutup mata

Periharalah….jagalah….lindungilah….
Segala isi alam semesta ini
Agar tetap utuh dan lestari
Demi anak cucu kita nanti

Cepu,Januari 2001

Oleh : Pujiono Slamet

Resensi Buku

DATA BUKU

Judul : Menerjang Rasa Takut
Penulis : Santosa Mulia
Penerbit : Pustaka Hidayah, Bandung
Cetakan : Pertama, 2009
Tebal : 229 Halaman


RASA TAKUT ANUGERAH TUHAN

Tuhan telah banyak memberikan anugerah kepada manusia yang berada di bumi-Nya. Salah satunya adalah kesehatan karena kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Ketika kita sakit pastilah menderita. Banyak bermacam-macam makanan enak di suguhkan tapi mulut terasa pahit. Sungguh mahal harga kesehatan itu karena tak dapat di tukar dengan apa pun termasuk uang yang menumpuk segunung sekali pun. Tuhan juga memberikan sebuah anugerah lain yang di lihat dari sisi emosional manusia yaitu: Rasa takut. Dalam AL-Quran Allah berkata :
“ Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” [ QS Al Baqoroh [2] : 155 ].
Rasa takut hadir dalam setiap aspek kehidupan manusia tanpa pandang bulu yang selalu mendera dalam kehidupan manusia rasional modern abad ini. Ketakutan dirasakan oleh anak-anak kecil, remaja tanggung, orang tua, malaikat mau pun iblis sekali pun. Rasa takut yang paling menonjol dalam kehidupan kita adalah maut atau kematian.
Kata Anand Krishna : Inilah basis kehidupan : rasa takut yang sesungguhnya tidak ada namun memberi kesan seolah ada. Tidak ada yang perlu ditakuti, karena apa yang mesti terjadi sudah pasti terjadi. Mereka yang takut hidup, berusaha mengakhirinya, padahal tanpa di akhiri pun hidup pasti berakhir. Maut adalah kepastian : bahkan satu-satunya kepastian adalah hidup ini.
Rasa takut juga mnyadarkan manusia akan ketidak berdayaan dan kebutuhan mereka akan prolehan bantuan. Ketakutan menjaga manusia tetap sadar dan mawas diri. Begitu banyak keberhasilan diraih karena orang berhasil itu, mnyadari sejak awal ketakutannya karena bila tak melakukan apa-apa maka kehidupanya berakhir dengan kesuraman. Dan inilah salah satu berkah dari rasa takut.
Ada tiga fenomena sosial yang sering menjakiti diri kita: Pertama, Ketakutan terhadap yang akan datang. Kedua, Ketakutan pada masa depan yang tidak teramalkan. Ketiga, Ketakutan pada hal-hal yang tiba-tiba terjadi terhadap peristiwa-peristiwa yang tanpa tanda-tanda.
Rasa takut berakar dari pengaruh negatif. Maka dari itu kita harus memiliki keyakinan karena keyakinan adalah rasa percaya diri seseorang terhadap kemampuanya melakukan berbagai hal dan bertumpu dari dorongan positf. Jika kita takut, itu berarti kita tak punya iman. Jika kita punya iman, maka kita tak akan menjadi takut. Inilh prinsip yang sangat mendasar dalam kehidupan.
Bagian terbaik dari sebuah ketakutan adalah mengajarkan kita tentang apa yang kita khawatirkan seseorang akan musnah. Rasa takut mrupakan reaksi manusiawi yang secara biologis merupakan mekanisme perlindungan untuk menghadapi bahaya.
Kita tentunya pernah membaca di mediamasa maupun menyaksikan berita di telivisi, seorang gadis nekat loncat dari ketinggian gedung bertingkat gara-gara di putuskan pacarnya, dan ada seorang kepala rumah tangga yang menabrakan tubuhnya di bawah rel kereta api karena merasa takut menghadapi masalah tentang utang-piutang yang belum terselesaikn dari seorang rentenir, dan ada lagi pemuda yang meminum racun serangga gara-gara di tolak pinangan oleh kekasihnya. Orang-orang yang berbuat seperti itu memiliki rasa takut yang tak beralasan dan tanpa mimikirkan baik buruk ke depanya dan akhirnya mati dengan kesia-sian belaka.
Selain itu rasa takut juga bisa mnghampiri dari tingkatan profesi. Katakan saja sorang karyawan yang mndengar dari kawannya bahwa managernya killer. Lalu lantas ia merasa takut pada manager tersebut . Namuan setelah ai paksakan menemuianya kemudian berusaha mengenalnya lebih dekat. ceritanya menjadi lain .Inilah katakutan. maupun pergumulan-pergumulan yang banyak kita jumpai hampir di setiap profesi.
Rasa takut juga mendera kepada Iblis dan Malikat Jibril. Ketika Nabi Muhammad bertanya kepada Iblis : Wahai makluk terkutuk [iblis], ada berapa kelompok musuh-musuhmu. Kata Iblis,” Ada lima belas golongan beriman yang di takuti. Lima diantaranya adalah : Pertama, Nabi Muhammad. Kedua, Pemimpin yang adil. Ketiga, Orang kaya yang rendah hati. Keempat, Pedagang yang jujur. Kelima, Orang pandai yang alim. Sedangkan Malaikat Jibril takut akan datangnya hari kiamat yang mengerikan. Quthb Al-Rawandi meriwatkan dari Iman Ja’far As-Shadiq bahwa Nabi Isa pernah bertanya kepada malaikat Jibril, kapankah hari kiamat tiba, mendengarnya hati jibril gemetar sampai ia pisan
Bila rasa takut seseorang tidak segera di atasi lama-kelamaan akan menjadi phobia. Penyakit Phobia adalah kecemasan yang luar biasa, terus-menerus dan tidak realitas, sebagai respons terhadap kadaan eksternal tertentu. Jika ditelisik lebih jauh, phopia yang dialami seseorang sebenarnya tidaklah ‘rasional’, karena seseorang yang phobia terhadap kecoa misalnya-kecoanya sendiri tidak mengancam nyawa. Jadi phobia lahir dari ketidak mampuan manusia. Selalu berpikir irasional ketika brhadapan dengan objek yang di takutinya
Tetapi rasa takut ini kalau tidak di kelola dengan baik. Maka boleh jadi hidup akan terbelenggu rasa takut dan tidak akan pernah mampu melakukan hal-hal yang luar biasa. Ada enam strategi mengelola rasa takut yaitu : Pertama, Temukan dasar ketakutan, ketakutan timbul karena perasaan bukan fakta. Kedua, Akui ketakutan, kumpulkan fakta lalu buatlah keputusan. Kempat, Kembangkan impian anda, merupakan salah obat ketakutan paling efektif. Kelima, Fokus pada hal yang dapat anda kendalikan, jangan pengaruh terhadap yang bukan tujuan kita. Keenam, Kembangkan kebiasaan menang atas ketakutan, jangan pernah memberi kesempatan rasa takut sehingga mempengaruhi diri kita.
Dampak dari rasa takut adalah kehilangan kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu, kesedihan dan ketakutan yang menumpuk sehingga kita menjadi stres dan ujung-ujungnya deprsi dan putus sa
Ada beberapa cara mengatasi rasa takut. Pertama, Sering berdoa kepada Tuhan. Kedua, Rutin berolah raga. Ketiga, Menjalani hidup dengan keberanian. Keempat, Berpikiran positif dalam segala hal. Kelima, Lebih rileks dalam menjalani kehidupan ini. Keenam, Dengan terapi, bagi yang mengalami penyakit phobia
Buku Menerjang Rasa Takut ini sangat sederhana dan menarik sekali untuk dibaca karena memaparkan” Rasa takut ” dengan rinci berdasarkan, pendapat ahli Psikolog, ilmuwanan dunia, juga berdsarkan Al Quran dan Al Hadits, serta di ada beberapa contoh-contoh pengalaman dari tokoh belahan dunia yang sanggup menerjang rasa takutnya sampai menjadi sebuah kesuksesan yang luar biasa. Lembar demi lembarnya sangat membuat kita penasaran dan terus membacanya.
Buku ini juga menggagas, mengupas, membahas dan mengatasi rasa takut dari mana muara rasa takut itu berasal. Ditulis secara psikologi popular, enak di baca dan mudah di tangkap maksudnya. Sepintas pembaca akan di pancing untuk mencoba mendeteksi kembali unsur rasa takutnya. Apakah rasa takut itu nyata atau belaka karena khayalan semata. Selain itu juga dapat memberikan sebuah pencerahan dan memberi motivasi kepada siapa saja yang membacanya tanpa terkeculi. Semoga buku ini bisa mengurangi rasa takut yang kita alami saat ini. Dan juga dapat menambah koleksi di rak buku kita tentunya.

*Pernah dimuat dikoran Suara Rakyat, Edisi 86 tanggl13 – 23 Februari 2010

Oleh : Pujiono Slamet
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies