Matahari sudah hampir tenggelam, sinarnya yang keemasan memantul dari danau berair hijau karena lumut yang terletak di kawasan hutan lindung dan tempat wisata Alam Malang. Ahad[ 14/3]. Kawasan Alam Mayang memang mempunyai daya tarik tersendiri. Selain sebagai tempat rekreasi Alam Mayang juga sering dipakai sebagai tempat outh bond oleh mulai dari Tk, SMP,SMA,sampai jenjang perguruan tinggi.
KEBERSIHAN dan kerapian objek wisata Alam Mayang tak lepas dari tangan orang yang setiap hari bergelut dengan sampah yang dihasilkan oleh pengunjung Alam Mayang maupun oleh sampah dari dedaunan. Sebagai petugas kebersihan Pujiono Slamet [29] mengaku tak pernah meyesal memilih pekerjaan tersebut. Pria kelahiran Blora 8 Agustus 1981 tersebut gigih bergelut dengan sampah karena sudah sejak lama menyukai dan jatuh cinta dengan lingkungan dan pada dasarnya menyukai kebersihan.
”Saya memang menyukai kebersihan jadi malah merasa bersyukur menjadi seorang petugas kebersihan karena saya lebih dekat dengan lingkungan. Dulu saya pernah kerja di PT Gersik waktu masih di Blora,tetapi saya merasa kurang cocok, dan saya datang ke Pekanbaru sya langsung kerja jadi petugas kebersihan,” ungkapnya.
”Di Jawa mencari kerja sulit beda dengan di pekanbaru. Di sini pekerjaan tidak sulit didapatkan kalau orang nggak milih-milih pekerjaan apalagi cuma tamatan SMA seperti saya, yang penting halal, ” lanjut Pujiono ketika ditanya alasannnya hijrah ke Pekanbaru.
Di sela-sela kesibukannya menangani sampah di kawasan objek wisata Alam Mayang Pujiono Ternyata mempuyai hobby menulis.
” Saya meyukai dunia kepenulisan semenjak masih di Blora, tapi jarang di muat. Saya masih ingat dulu pertama kali saya mengirimkan tulisan saya di Suara Blora, tapi jarang dimuat,”ungkapnya sambil tertawa.
Tetapi hal itu tak membuat semngat menulisnya surut ia tetap menulis dan menulis selain juga rajin mengikuti berbagai acara bedah buku. Hingga resensi bukunya di muat di Medan Post. Hingga kini berbagai macam tulisannya pernah di muat di Suara Kita [ Medan ] dan berbagai majalah. Selain itu Pujiono juga aktif di forum save The Eart Riau pos. karena penuturannya lingkungan sudah bagian dari hidupnya.
Keadaan lingkungan di Riau ini sudah banyak tercemar,rusak dan sudah hilang keaslianya. Banyak pohon dan megubahnya menjadi tanaman sawit. Tetapi untuk kota pekanbaru-nya sudah terlihat bagus. Di mana-mana sudah di gemakan oleh pemerintah untuk menjaga kebersihan, contohnya memisahkan sampah organik dan non organik di tempat pembuangan sampah,” ujarnya.
Pria yag tinggal di jalan Ambon No 40 Tangkerang Timur Kecamatan Tenayan Raya itu mengatakan bahwa jam kerjanya di mulai sejak pukul 8.00 sampai pukul 17.00 dan setiap personel telah mendapatkan job de sciption di kawasan tertentu untuk di bersihkan. Jadi setiap personel memiliki tanggung jawab di kawasan kerja masing-masing. Ketika di tanya mengenai air danau yang berwarna hijau karena bercampur lumut dan sampah. Pujiono mengatakan bahwa lokasi kawasan kerjanya bukan di danau. Lag pula, tambahnya, butuh peralatan dan tehnik tertentu untuk mengangkut lumut yang mengakibatkan kawasan danau menjadi kotor. Selain itu di sana-sani terlihat kesadaran pengunjung yang masih sangat kurang dalam menjaga kebersihan kawasan Alam Mayang. Banyak pengunjung yang terdiri dari keluarga besarnya untuk menikmati suasana segar di bawah pepohonan sambil makan siang bersama, tapi ujung-ujungnya membuang sembarangan sisa-sisa atau bungkus makanannya di sembarang tempat begitu juga beberapa kawula muda yang datang bersama pasangannya atau secara berombongan sering membawa makanan ringan dan minuman dalam kemasan botol. Dan ketika semua makanan dan minuman habis mereka membuangnya di sembarang tempat terbukti dengan banyaknya botol-botol air meneral atau botol minuman berserakan di tepian danau atau di bawah pepohonan.
” Kesadaran masyarakat terhdap kebersihan memang memang masih kurang, sudah menjadi kewajiban kami untuk membersihkannya kembali, semoga suatu saat nanti anjuran pemerintah utuk selalu untuk menjaga kebersihan lingkungan diterapkan seluruh laisan masyarakat sehingga akan tercipta llingkungan yang bersihdan nyaman .,”komentar Pujiono menyikapi kelakuan pengunjung.
Selain itu Pujiono memberikan penilaiaan kepada remaja sebagai generasi muda yang masih kurang peduli terhadap lingkungan. Pujiono berharap sebagai generasi penerus remaja harus ikut aktif dalam menyikapi masalah lingkungan.
”Jangan hanya jadi penonton ujarnya.
*Di muat 21 Maret 2010 Oleh : Wartawan Riau pos Asrul Rahma Wati-GSJ [ Green Student journalists] dari Fasilkasi Univeritas Muhamadiyah Riau dan telah melalui wawancara .
Mengabdikan Hidup Untuk Lingkungan
Diposting oleh
Blognya Orang Blora
, Minggu, 16 Mei 2010 at 08.09, in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar