WEB BLOG
this site the web

Tempat Kelahiran Pramaoedya Ananta Toer

Semburan matahari siang itu terasa panas sekali dan angin terasa menghembus perih di pori-pori kulit saya.Maklum bulan ini memasuki musim kemarau. Tak beberapa lama saya hentikan laju kendaraan di sebuah rumah berpagar kayu bercat biru muda.Tepatnya di Jln.Sumbawa 40 Jetis, Blora.Rumah itu kelihatan tak terawat, sengaja tidak di renovasi karena dibiarkan seperti aslinya karena rumah ini sangat bersejarah bagi pemiliknya.

Sebelum masuk ke rumah wuwunagan tinggi itu, saya melihat sebuah papan berukuran 40 X 20 cm yang bertuliskan “ Bacalah Bukan Bakar “ Bahwasannya pada tahun 1986, di gemparkan dengan pembakaran buku terbitan Gramedia yang merupakan kumpulan puisi Chairil Anwar berjudul” Aku Binatang Jalang” oleh orang-orang yang sentimen terhadap polemik kebudayaaan kasusastraan Indonesia. Karena buku adalah jendela ilmu dari peradapan, mengapa di bakar ?

Halaman rumah itu luasnya kira-kira 400 meter persegi, di tumbuhi banyak rumput yang hijau dan beberapa tanaman buah-buahan yang tumbuh dukebun serperti: belimbing, jambu, durian, alpukat, asem, papaya, mangga dan di samping kanan rumah itu ditanami jagung, cabai, katela yang merupakan tanaman yang produktif dan dapat di komsumsi oleh pemiliknya. Dan tak lupa sebuah kebun jati yang merupakan pohan yang paling mahal dan populer di kota Blora yang rencananya untuk basis ekonomi yang kuat dikemudian hari. Sekarang rumah itu terasa sepi seperti keadaannya pemiliknya yang tersingkir dari kehidupan dan di kucilkan masyarakat sekitar meski mereka sudah berjasa buat perkembangan bangsanya. Rumah itu di huni Adik Pram yaitu: Soesilo Toer, istri [ Surtiyem ], dua anaknya [ Benee santoso dan Wahyu Putra Sukmatama ] dan Pramito Toer [ Kakak nomor dua dari soesilo Toer ] yang kini mulai pikun dan keadaan yang menyedihkan karena faktor usia.

Saya melangkah kesamping kiri rumah, yang merupakan perpustakaan PATABA, Saya lihat Pak soesilo Toer sedang duduk menghadap jendela yang sedang terbuka dengan meja dipenuhi lembaran-lembaran kertas yang di tulis tangan, dan beberapa koran dan buku lainya. Lalu beliau menghentikan menulisnya ketika Saya berada di perpustaakaan PATABA itu. Saya pandangi dinding perpustakaan yang masih terpampang beberapa foto- fota kenangan Pram bersama teman, keluarga maupun penggemarnya dan beberapa Sketsa Pram yang di lukis oleh pengagumnya juga.Tentu Pram mengingatkan saya sejenak tentang sosok sastrawan Indonesia yang kontroversial dan terkenal dengan polemiknya. Dan bukunya yang paling terkenal adalah “Bumi dan Manusia”. Yang di tulis saat ia masih menjadi tahanan di Pulau Buru. Sayang sekali, meski sosok Pram di kenal oleh bangsa lain, Tapi bagi orang Blora tak banyak orang megenalnya. Sungguh sangat ironis sekali kenyaataan ini.

Pram punya prinsip tidak mau di atur oleh orang lain, karena dia ingin kebebasan itu bisa di miliki tanpa kekangan dengan aturan- aturan yang membuat dirinya terpuruk Pram tidak mau hanya hidup di dalam sangkar emas, tidak ada kebebasan yang hakiki dan berekspresi sesuka hati.

Dalam Bukunya”Bumi dan Manusia” Pram berkata,” Duniaku bukan jabatan, Pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku Bumi dan manusia dengan persoalanya”. Memang Pram tidak bisa melepaskan Bumi sebagai tanah kelahiran yang mengandung daya alam dengan berbagai persoalan yang mendera.

Pram juga pernah berkata “ Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah di rebutnya sendiri. Pada peringatan hari hak asasi, 10 Desember 1994 Pram memproklamasikan diri menjadi manusia “ bebas dengan menolak kewajiban lapor, pada saat bersamaan dia juga melayangkan sepucuk surat kepada presiden Amerika yang baru terpilih, Bill Clinton.

Blora. Sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang merupakan tempat kelahiran Pram yang terletak di perbukitan kapur yang merupakan dari rangkaian pegunungan Kendeng utara dan selatan, yang saat ini jumlah penduduknya hampir satu juta jiwa. Sayang sekali, meski di sebut sebagai kota minyak tapi kehidupan masyarakatnya masih miskin dan banyak yang merantau ke luar kota untuk memperbaruhi nasibnya agar lebih baik

Berbicara tentang Blora, yang terbayangkan adalah tentang hutan jati dan minyak. Kabupaten Blora mencakup sebuah area dengan luas kira-kira 1.820,59 km2 dengan sumber alam yang sangat besar, sebagian besar adalah hutan (49,66%) dan area seluas 919,19 km2 terbentang dengan kandungan minyak dan gas alam yang dikenal dengan “Blok Cepu”, mencakup 3 wilayah; 32,73% adalah Blora dan sisanya 67,27% adalah Tuban dan Bojonegoro, Jawa Timur.

Dataran rendah di bagian tengah umumnya merupakan areal persawahan. Sebagaian besar wilayah Blora merupakan daerah krisis air, baik untuk air minum maupun untuk irigasi pertanian, sehingga sawah adalah tadah hujan. Pada musim penghujan rawan banjir dan tanah longsor di sejumlah kawasan. Meskipun begitu Pram tidak akan pernah melupakan kota kelahiranya Blora itu.
Akhirnya pada tahun 1952 Pram membuat buku berjudul “ Cerita Dari Blora” yang diterbitkan oleh Hasta Mitara Indonesia, yang merupakan pendirinya tiga tahanan politik pulau buru termasuk pram juga [ Hasjim Rahman, Joesoef Isak dan Pramoedya Ananta Toer]. Cerita Dari Blora” Mengisahkan tentang bagaimana kehidupan Pram di kampungnya Blora dengan segala hiruk pikuk dan kegetiran ketika bangkrut dengan mempertahankan martabatnya yang dilibas derita dan nasib suram, cerita tentang manusia Indonesia yang telah membayar kemerdekaan dengan mahal sekali dalam dunia yang penuh ketakadilan. Dan juga kisah tentang kepedihan rakyat sewaktu penjajahan ke masa kemerdekaan yang dibayangi kelaparan , diintai kematian setiap saat dan dengan masalah ekonomi yang makin membelit, kehidupan masih diselimuti awan kelabu, ratap tangis masih saja terdengar dari bilik-bilik penduduk. Usaha untuk kembali menggerakkan pendidikan mulai digalakkan, usaha untuk memutar kembali roda perekonomian rakyat kembali digulirkan.Sesaat segalanya tampak berubah ke arah yang lebih baik, namun hal tersebut tidak berlangsung lama. Penjajah pun kembali datang mengusik keceriaan yang sempat mewarnai kanvas kelabu kota Blora. Dan pada tahun 1952 juga Cerita Dari Blora dapat hadiah penghargaan dari badan Musyawarah kebudayaan Nasioanal Indonesia.
Pram bersaudara ada 8 orang, hampir semua bisa menulis / mengarang. Empat di ntaranya penerjemah, semuanya gemar membaca. Pram merupakan laki-laki yang lemah fisiknya. Jadi wataknya condong ke feminim. Karenanya tokoh-tokoh dalam bukunya kebanyakan juga berkarakter perempuan seperti : Panggil Aku Krtini Saja, Dewi uban, Larasati, Ibunda, Bumi dan Manusia [Nyai Ontosoroh], Arus Balik [ Idayu ] dan Arok Dedes.
Perpustakaan PATABA sebelumnya hendak di dirikan tiga orang. Yaitu Soesilo toer, Koesalah Soebagyo Toer dan Pram.Tapi karena Pram keburu meninggal tanggal 30 april 2006. Terus Soes mengambil alih PATABA.
PATABA merupakan Akronim dari Pramoedya Anak Blora Sekarang PATABA di kelola oleh Soesilo toer yang merupakan anak ke-7 dari 8 bersaudara, keturunan Mas Toer, kepala sekolah Institut Boedi Oetomo (IBO) di Blora. Beliau lahir di Jetis, Blora, 17 Februari 1937.
Tahun 1950, Soes kecil menamatkan sekolah dasarnya. Tahun 1957 menamatkan SMA, kemudian melanjutkan ke Akademi Keuangan di Bogor

Dari kota hujan tersebut dia memutuskan untuk meneruskan sekolah di Rusia, hingga pada tahun 1967 tamat dari Universitas Lumumba dengan gelar MSc. Karir pendidikan Soes terus menanjak dengan menamatkan pendidikan di Institut Plekhanov pada tahun 1971 dengan gelar DR.PhD
.
Seperti jenjang pendidikan yang dia tekuni, bidang kerja yang dilakukan Soes juga sangat beragam. Soes pernah bekerja di Interpress sebagai korektor, Redaktur Majalah IPPI (Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia), Dewan Pengawas Keuangan di Bogor, Perusahaan Marga Bhakti –sebuah perusahaan Export-Import Belanda yang dinasionalisasi. Selain itu dia pernah kerja di APN (Agen Berita dan Penerbitan) dan radio Moskwa. Tak ketinggalan dengan kerja-kerja sosial, lelaki bercambang ini juga pernah ikut membangun pembangkit tenaga listrik terbesar di Rusia, di kota Bratsk, Siberia –sebuah kota yang terletak di tepi Sungai Angara, kerja pertanian di Altai, membetulkan rel kereta api Trans-Siberia di Irkutsk dan pertanian kolektif di Moldavia –sebuah Republik dekat Ukraina
.
Tahun 1973 Soes kembali ke tanah kelahirannya: Indonesia. Namun, karena perbedaan pandangan politik saat itu, tahun 1973-1978 oleh rezim militeristik Orde Baru dia dipaksa merasakan pengap dan dinginnya penjara di Kebayoran Lama. Nasib baik masih berpihak padanya waktu tahun 1986-1990 diangkat menjadi dosen tingkat Lektor Madya di Universitas Tujuhbelas Agustus-Jakarta. Karirnya terus merangkak ketika tahun 1988 menjadi Rektor Universitas Bhakti Pertiwi di Bekasi dan tahun 1990-2003 masuk dalam jajaran Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Perguruan Rakyat di Jakarta.

Saat ini, di usia 73 tahun, beliau bersama istrinya tinggal di Blora, mengelola perpustakaan PATABA ( Pramoedya Ananta Toer Anak Blora ) dengan berkebun sebagai aktifitasnya.

Visi utama PATABA yaitu untuk mencerdaskan lingkungan, terutama masyarakat RT.01 RW.01 Kelurahan Jetis Blora,. Tapi kemudian justru diminati oleh banyak pihak, termasuk orang dari luar Blora, antara lain Malang, Semarang, Jogja, Bandung, Palembang, Pati, dan Kalimantan.
.
Ada beberapa koleksi buku diantaranya Ensiklopedi Britannica, buku-buku bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Rusia, dll. Kalau dari segi ilmu hampir semua ilmu ada. Filsafat, Sejarah, Hukum, Sosial, Politik, Budaya, dan lain-lain

Kelebihan PATABA adalah, Pertama: Karena tidak ada katalog, para peminjam mencari sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Sengaja disederhanakan, supaya mereka yang punya minat baca datang mencari buku-buku yang disukai. Kedua: Rumah yang digunakan Pram dulu ini bisa menjadikan kesakralan tersendiri bagi para pengunjung dan kalau ada tamu dari luar kota ya bisa menginap. Tapi ada juga kekurangannya, yaitu kurang kontrol dan banyak buku yang tidak kembali.

Respon masyarakat terhadap PATABA. Banyak masyarakat yang datang; dari anak SD hingga mahasiswa, doktor, pendeta dan peneliti. Respon pemerintah setempat belum ada. Rencana mau bikin profil tentang PATABA, tapi hingga sekarang belum ada kelanjutannya.

Buku yang ada di PATABA diproleh dari, buku-buku sumbangan Kunarto Marjuki dari LPAW, dari Super Samin, Sekolah Katholik Blora, agen majalah Bintang, Universitas Airlangga, SMPN 5 Blora, pengarang Jawa Hoery, Gunawan Budi Susanto, Djoko Pitono, Johan Khoirul Zaman, M. Akrom Unjiya, Ajip Rosidi, termasuk sumbangan dari bapak Suparwadi, Astuti A. Toer, dan lain-lain. Yang utama koleksi buku Pak Koesalah..

Jumlah buku Pataba Kurang lebih semua ada 3000 buku lebih dan untuk pengunjung yang baru datang, disediakan “Buku Tamu” agar kenal nama dan alamatnya. Kalau untuk peminjam buku biasanya ditulis di “Buku Khusus”, waktu peminjaman 1 minggu 2 minggu.
.
Pembiayaannya dan manajemenya Kadang ada yang dengan sukarela membantu.. 50 ribu… 100 ribu, dibelikan lakban dan isolasi untuk perawatan buku-buku. Panitia 100 Tahun Pers Nasional dulu juga pernah membantu 500 ribu, dan digunakan membuat acara “2 Tahun Meninggalnya Pram”. Untuk membuat makanan, minuman, poster, pamplet dan lain-lain.Dan tidak lupa hasil kebunnya juga dapat membantu untuk di hidangkan saat ada acara penting.

Aktifitas Belakangan PATABA bukan cuma sibuk dengan perpustakaan, tetapi juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Rumah Jalan. Sumbawa 40 jetis Blora terbuka bagi kegiatan berbagai LSM/ kelompok sosial yang ikut dalam Komunitas Pasang Surut, biasa disebut dengan Pertemuan 30-an. Komunitas ini terbentuk setelah peringatan 2 tahun meninggalnya Pramoedya Ananta Toer tanggal 30 April 2008 lalu. Komunitas ini aktif dalam pelestarian lingkungan, termasuk Kali Lusi. PATABA juga tempat pertemuan LESM.

Perpustakaan PATABA adalah penghormatan bagi Pram, yang sudah banyak memberi sumbang sihnya terhadap bangsa ini. Tokoh-tokoh yang pernah singgah keperpustakaan adalah : Ajib Rosidi, Shindunarti, Koesalah soebagyo Toer, Gunawan B.S, F.Harry, Gunretno[ tokoh samin ], Romo Didik [ dari gereja katolik ], banyak wartawan dan Mahasiswa dari berbagai kota, Dosen, Pegunjung dari luar negeri seperti Amerika, Australia, Belgia.

Rencana PATABA yang akan datang, menyusun perpustakaan yang akan dikelola secara profesional, dengan katalog buku-bukunya sehingga memudahkan dalam peminjaman nantinya.

Di rembang sore itu matahari mulai meyusut kearah barat, lalu dengan perasaan sedih saya meninggalkan perpustakaan PATABA. Semoga dengan adanya wisata budaya ke perpustakaan PATABA ini, semangat kita untuk berkarya untuk bangsa setapak demi setapak akan terwujud dan mengisi pikiran-pikiran yang positif seperti perjuangan Pram terhadap dunia kasusastraan Indonesia.




Pramoedya Ananta Toaer

Warganegara : Indonesia
Tahanan politik : 641
Tempat tanggal lahir : Blora,6 Februari 1925
Pekerjaan : Pengarang

Masa tahanan : 14 Tahuan [1965-1979]
Tuduhan : Tiadak jelas
Pengadilan : Tidak pernah
Penjara Salemba : 13 Oktober 1969-Juli 1969
Pulau Nusa Kambangan : Juli 1965-16 Agustus 1969
Pulau Buru : Agustus 1969-12 November 1979

Magelang / Banyumanik : November-Desember 1979
Bebes : 21 Desember 1979

Wajib lapor kepada kodim Jakarta timur
: 1 kali seminggu 2 tahun,
: Kemudian 1 x sebulan


Pendidikan :
-SD Institute Boedi Oetomo [ IBO ], Blora.
-Radio Vakscool 3,2 / 1 tahun, Surabaya
-Kursus Syenogravi Chuo Sangi-in,1 tahun, Jakarta
-Selama kursus mengikutu pelajaran ekonomi dari Drs.Moh. Hatta dan sosiologi dari Maruto Nitimihardjo.
-Taaman dewasa samapai klas 2 ,sekolah di bubarkan Jepang, 1942-1943
-Sekolah tinggi Islam, jakarata , mengikuti kuliah filsafat dan sosiologi

Pengalaman Kerja :
-Typist kantor Berita Domei, Jakarta ,1942-1944: guru Stenografi Di Domei juga, penyusun Kronik perang jepang-tiongkok; pembantu Archivaris Domei, Jakarta.
Wartawan dan redaktur majalah SADAR< terbitan The Voice of Free Indinesia , Jakarta ,1947’
-Redaktur sastra modern Indonesia pada Balai Pustaka, Jakarta 1951-1952.
-Redaktur lembaran “ LENTERA” suratkabar Bintang Timur, Jalkarta 1962-1965.
-Dosen fakultas Sastra universitas RES Publica, 1964-165.
-Dosen Akademi Jurnalistik Dr. Abdul Rivai, 1964-1965.

Perjalanan 1956-1961
Singapura, Malaysia, India, Mesir, Belanda, Soviet uni [2 kali] dan beberapa Negara bagian lainnya; Jerman, czekoslowakia, hungaria, Rumania, Yunani, Polandia, dan Tiongkok[3kali] dan hongkong.

Karya
*Sejumlah tulisan semasa di sd-satu diantaranya pernah di tawarkan pada penerbit Tan Koen Swie Kediri di tolak-semua hilang.
*Sepuluh kepala Nica[1946], hilang di tangan penerbit balingka, Pasar Baru, Jakarta [1947]
*Kranji Bekasi Jatuh[1947], fragmen dari di tepi kali Bekasi.
*Perburuan [12950], permenang sayimbara Balai Pustaka [1949]
*Keluarga Gerilya [1951]
*Subuh [1951], kumpulan cerpen.
*Mereka yang dilumpuhkan 1 & 11 91951]
*Bukan Pasar Malam [1951]
*Ditepi Kali Bekasi[1951], sebagian kecil, sisa naskah yang dirampas mariner Belanda pada22 Juli 1947.
*Dia yang menyerah [1951,kemudian dimasukkan dalam kumpulan : Cerita dari Blora; pemenang hadiah untuk karya sastra terbaik dari badan musyawarah Nasional, 1953.
* Gulat di Jakarta, [1953].
*Midah, Si Mnis Bergigi Emas [1954]
*Korupsi[1954].
*Cerita calon Arang [1957]
*Suatu Peristiwa di Banten Selatan[1958]
*Panggil Aku Kartini Saja 1 & 11; 111&1V jadi korban Vandalisme 1965
*Wanita Sebelum Kartini, jadi korban Vandalisme Orde Baru.
*Gadis Pantai [1962-1965], dalam bentuk cerita bersambung; bagian pertama Trilogi tentang keluarga penulis terbit;11dan 111 jadi korban Vandalisme 1965.
*Sejarah Bahasa Indonesia. Satu Percobaan [1964], jadi korban Vandalisme1965.
*Mari mengarang [1955]; tidak jelas nasibnya di tangan sebuah penerbit besar di jalan kramat, Jakarta.
*Cerita dari Jakarta [1957] kumpulan cerpen.
*Realis Sosialis dan sastra Indonesia [1963],
Prasaran di hadapan seminar Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.
*Lentera [1965], kumpulan tulisan yang pernah diterbir\tkan” Lentera”; tak jelas nasibnya ditangan penerbit di jalan Peconengan Jakarta yang banyak menerbitkan karya Tan Malaka. Penulis tidak ingat nama penerbit.
*Bumi dan Manusia [1981], bagian pertama Tetrologi Buru
*Anak Semua Bangsa[1981], bagian kedua Tetrologo Buru
*Sikap dan Peran Intelektual di Dunia ke tiga[1981]
*Tempo Doeloe[1982],ed. ;Antologi sastra Pra-Indonesia.
*Jejak langkah [1985],bagian ke tiga Tetrologi Buru.
*Rumah Kaca[1985], bgian ke empat Tetrologi Buru.
*Hikayat Siti Mariah[1987],ed.atas karya Haji Mukti.
*Sang Pemuda[1985]
*Memoer Oei Tjoe Tat ]1995],ed. Atas karya Oei Tjoe Tat
*Nyanyian Sunyi Seorang Bisu 1-11[1995-1996][1996]
*Arus Balik[1995]

Penghargaan & Kehormatan
1951 : Hadiah pertama Balai Pustaka untuk Perburuan.
1953 : Hadiah Badan Musyawarah Kebudayaan nasional untuk Cerita dari Blora.
1964 : Hadiah yamin Fondation Cerita dari Jakarta[ditolak oleh penulis].
1978 : Adaopted Member of the Netherlannds centre of P.E.N. internasional, sewaktu masih di p buru.
1978 : Honorary Member of the Japan Centre of P.E.N. Internasional, sewaktudi p buru.
1982 :Honorary Member Life Member of the International P.E.N . Australia centre, Australia .
1982 :Honorary of the P.E.N. Centre, Swedia.
1987 : Honorary Member of P.E.N.. American Center, amerika Serikat.
1988 :Anugrah Freedom-to-Write awartd Darti P.E.N.Amerrican Center. Amerika Serikat.
1989 : Anggota Deutschwezeriches P.E.N. – Zentrum, Swis.
1989 :Anugerah The Fund for Free Expresion, New York, As.
1992 : Anggota Internasional P.E.N.English Center,Inggrs,.
1995 : Anugerah Stichting Wertheim, Belanda.
1995 : Anugrah Roman Mgsaysay, Filiphina.



Pujiono Slamet
Lahir, Blora 8 Agustus 1981
Anggota Komunitas ALINEA- 3 FLP Pekanbaru

Cara Mudah Menjadi Penulis Terkenal

Dengan adanya kreatifitas yang di miliki seseorang dan mempelajari kepenulisan lebih intensif maka merupakan landasan utama yang di miliki sebagai seorang penulis. Tak urung juga muncul penulis-penulis muda Indonesia yang handal, dan tidak di ragukan kemampuannya. Di antaranya : Hira Hirata dengan novel { Laskar Pelangi}, Raditya Radit dengan novel {Kambing Jantan}, Habiburahman Saerozi dengan Novel {Ayat-Ayat Cinta}, dan Asma Nadi Lewat Cerpen {Emak Igin Naik Haji} lalu cerpenya yang fenomenal itu diangkat di layar lebar. Dan masih banyak lagi penulis yang sukses dengan karya-karyanya yang spektakuler.
Sebenarnya semua orang bisa menjadi penulis, cuma mau berusaha atau tidak. Karena tuhan telah memberi Otak untuk berpikir lebih kritis tentang sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita maupun orang dengan menulis. Tentunya dalam mengarungi kehidupan ini banyak berbagai pengalaman yang unik, sedih, bahagai sehingga bisa dijadikan sebuah tulisan.
Jika ingin jadi penulis, kita harus dapat memotivasi diri kita dengan semangat untuk meraih apa yang kita inginkan dengan rajin menekuni dunia kepenulisan. Menulis itu tidak memerlukan modal yang besar, hanya sebuah pena dan kertas kita bisa memulai untuk menulis Dan tak kalah pentingnya jadi penulis itu bukan faktor bakat tapi melalui belajar dan belajar lama-kelamaam akan mahir juga nantinya. Hilangkan anggapan menulis itu perlu bakat karena secara langsung akan kejam membunuh cita-cita dan harapan untuk menjdi seorang penulis.
Sebagai penulis, kegiatan yang sering di lakukan adalah menulis secara berkelanjutan dan harus terkait dengan penalaran {Logika}dan cara berpkir yang tekstual {Membaca buku }.
Untuk menjadi penulis muda yang handal, ada dua hal yang perlu di lakukan Yaitu :
1.Membentuk Pribadi yang Berkarakter.
Seorang penulis harus memiliki kepribadian yang kuat, punya visi dan misi dalam hidupnya. Sehingga karakter tersebut telah terbentuk melalui sebuah proses yang panjang, baik mengelola emosi dengan cukup baik. Sehingga hal ini mutlak dimiliki seorang penulis untuk menghasilkan tulisan yang cermelang.

2.Membentuk Kemampauan { skill } Menulis.
Keahlian menulis harus dimiliki melalui menulis dan dipelajari secara terus menerus agar lebih terasa kemampuan kita untuk menulis.

Ada beberapa hal yang mendukung untuk megasah kemampuam untuk menulis
*Masuk dikomunitas penulis {misal: Forum Penulis Lokal yang da di daerah-daerah masing-masing }
*Link dengan penerbit {agar mengetahui tentang penerbitan dan buku yang sedang nget-trend}
*Teknologi {misal:Internet, Blog, Website, dll }
*Kepustakaan { sumber refrensi berbentuk Buku }

Ada Tips memudahkan dalam Menulis
*Harus Ada Minat
Ada keinginan kuat menjadi seorang penulis. Ada gairah yang menggebu-gebu untuk menulis. Sehingga membuat semangat kita terus subur.
*Rajinlah Membaca
Agar dapat menulis dengan baik, maka usahakan banyak membaca jika perlu di catat, bacalah sesuatu yang mudah dimengerti, kita dapat memilih jenis tulisan apa yang ingin kita tekuni.

Semoga dengan tulisan ini, Pemuda-Pemudi yang ada di Blora lebih tertarik dalam dunia kepenulisan ini.Tidak ada kata terlambat, jika dimulai dari sekang.Yang paling utama Niat untuk mejadi seorang penulis sudah mengawalinya. Anda bisa menulis Fiksi {Puisi, Cerpen, Novel}dan Non Fiksi { Artikel, Resensi Buku, membuat buku maupun Opini,}yang penting sesuai kemampuan yang di miliki tentunya. Selamat berjuang...terus berkarya...!!!

Pekambaru 1 Juni 2010
Oleh: Pujiono Slamet
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies